Minggu, 06 Oktober 2013

MAKAM RADEN AYU BRONTO TELIH DK. MANCASAN,
DESA KRASAK, KEC. TERAS, KAB. BOYOLALI

Sejarah singkat dari sesepuh Dk. Jering yang sudah
meninggal dunia bahwa di Dukuh Kembang Lampir, Ds.
Gumukrejo Kecamatan Teras sebelum Kerajaan Surakarta
berdiri ada seorang tokoh bernama Ki Ageng Kembang
Lampir. Ki Ageng Kembang Lampir mempunyai seorang
anak bernama Raden Ayu Bronto Telih. Setelah menginjak
usdia dewasa Raden Ayu Bronto Telih hamil tanpa diketahui
siapa yang telah menghamilinya, sehingga membuat Ki
Ageng Kembang Lampir marah-marah dan malu terhadap
warga karena anaknya hamil tanpa diketahui siapa ayah dari
calon bayi yang dikandung Raden Ayu Bronto Telih.
Karena takut akan kemarahan ayahnya Raden Ayu Bronto
Telih secara diam-diam pergi dari rumah.
Mengetahui anaknya pergi dari rumah, tersadarlah Ki Ageng
Kembang Lampir timbul rasa sesal dan belas kasihan.
Setelah ditungu selama beberapa hari Raden Ayu Bronto
Telih tidak kunjung pulang, Ki Ageng menyuruh warga agar
mencari anaknya, namun tidak menemui hasil.
Alkisah di Dukuh Kembang Lampir ada seorang pencari
burung dengan senjatanya berupa tulup (berupa buluh
panjang yang berfungsi sebagai pelontar semacam peluru
dengan cara ditiup) sedang berburu burung, kebetulan si
pencari burung melihat ada seekor burung perkutut hinggap
di sekitar rumah Ki Ageng Kembang Lampir namun ketika
hendak ditangkap burung tersebut terbang menjauh dan
selalu begitu ketika hendak ditangkap terbang kearah barat
laut, pada akhirnya sampailah pengejarannya disebuah
punthukan (bukit kecil) dan burung perkutut tersebut
hinggap pada dahan pohon serut, si pencari burung
terheran-heran karena setelah dicari-cari tidak ditemukannya
burung perkutut itu namun betapa terkejutnya si pencari
burung mendapati sesosok bayi yang baru saja lahir dan
perempuan dengan kondisi setelah melahirkan tetapi sudah
tidak bernyawa, setelah dia mendekat si pencari burung
mengenali sosok tersebut yang tidak lain adalah Raden Ayu
Bronto Telih anak Ki Ageng Kembang Lampir yang selama
ini dicari-cari keberadaannya.
Lalu pencari burung tersebut membawa pulang jabang bayi
tersebut ke rumah Ki Ageng Kembang Lampir serta
membawa kabar berita bahwa Raden Ayu Bronto Telih telah
meninggal dundia.
Singkat cerita Ki Ageng Kembang Lampir kemudian
membawa jasad Raden Ayu Bronto Telih dan dimakamkan
di puntuk / gumuk yang kemudian diberikan nama Gumuk
Selo Bentar yang sampai saat ini oleh masyarakat Dukuh
Jering dan sekitarnya dikeramatkan dan setiap hari Selasa
dan Jumat berdatangan masyarakat untuk berziarah,
berdoa, memohon berkah di Makam Raden Ayu Bronto
Telih. Setiap bulan Ruwah diadakan pula ditempat ini acara
ritual Sadranan.
Dengan panorama Padas Gilik (tebing berketinggian ± 20m)
dan pemandangan alam disekitar bantaran Sungai butak
menambah keasrian tempat ini menunggu dikembangkan
menjadi salah satu obyek tujuan wisata.

1 komentar: